Berhentilah ia di sebuah sudut di samping lemari es sebelah dapur. Ingin kutawarkan bantuan untuk membantunya membawakan makanan itu ke rumahnya, tapi aku yakin ia pasti menolaknya. Ingin tahu aku di pojok mana ia tinggal dari bagian rumahku ini. Kadang oleng ke kanan kadang ke kiri, sesekali ia berhenti meletakkan barang bawaannya sekedar mengumpulkan tenaganya sembari membasuh peluhnya yang mulai membasahi tubuh hitamnya. Susah payah ia membawa sisa - sisa roti bekas sarapanku pagi tadi yang belum sempat kubersihkan dari meja makan. " Rupanya ia begitu marah karena aku menghambat perjalanannya, lebih - lebih sewaktu punggungku menindihnya sehingga ia harus terpaksa menggigitku.Īkhirnya kupersilahkan ia melanjutkan perjalanannya setelah sebelumnya aku meminta maaf kepadanya. " Hey makhluk besar, anda menghalangi jalan saya! Apa anda tidak lihat saya sedang membawa makanan ini untuk keluarga saya di rumah. Awalnya aku tidak mengerti apa yang diucapkannya, tapi lama kelamaan aku seperti memahami apa yang diucapkannya. Kuturunkan kembali tanganku yang sudah berancang-ancang dengan jurus 'tepokan maut', kuurungkan niatku untuk menghajarnya karena kulihat mulutnya yang komat - kamit seolah mengatakan sesuatu kepadaku. Namun sebelum tanganku melayang, ia justru sudah mengacung - acungkan kepalan tangannya seperti menantangku bertinju. Ingin rasanya kulayangkan tapak tangan ini untuk membuatnya mati tak berkutik 'mejret' di lantai. Kali ini punggungku yang digigitnya dan gigitannyapun lebih sakit.� Heeeh, berani sekali makhluk kecil ini," gerutuku kesal. Tapi, belum sampai seluruh tubuh ini jatuh menempel lantai, " Addduuhhh!" Lagi - lagi semut kecil itu menggigitku. "Kurang ajar! Apa ia tidak mengerti kepalaku begitu penat dan tubuhku ini seperti mau hancur? Apa dia juga tidak tahu kalau aku sedang beristirahat?" pikirku seraya kembali merebahkan tubuhku. Segera kutepis sesuatu yang menggigit lenganku hingga tampak titik hitam terjatuh ke lantai. Suhu yang sedikit panas memaksaku membuka kemeja dan membiarkan kulitku bersentuhan dengan sejuknya lantai. Kubiarkan TV menyala untuk tetap menjaga agar aku tidak terlelap. Kurebahkan tubuh di lantai depan televisi. Seharian menyelesaikan pekerjaan kantor yang tak habis - habisnya.
0 Comments
Leave a Reply. |
AuthorWrite something about yourself. No need to be fancy, just an overview. ArchivesCategories |